1. Apa Itu Doomscrolling?
Doomscrolling (atau doomsurfing) adalah istilah yang merujuk pada kebiasaan kompulsif untuk terus-menerus menggulir (scrolling) dan mengonsumsi berita atau konten negatif di media sosial dan internet.
Ironisnya, perilaku ini seringkali dilakukan meskipun konten tersebut membuat pembacanya merasa cemas, sedih, marah, atau depresi. Ini adalah siklus umpan balik negatif: semakin cemas kita, semakin kita mencari informasi, dan semakin banyak informasi negatif yang kita temukan, semakin cemas pula kita.
Video Iklan Layanan Masyarakat
2. Statistik di Dunia
Meskipun sulit untuk dilacak secara global, berbagai studi menunjukkan tren yang mengkhawatirkan:
- Studi Morning Consult (AS) menunjukkan 51% Gen Z dan 46% Milenial melakukan doomscrolling reguler.
- Nuffield Health (Inggris) menemukan 44,4% anak muda merasa medsos berdampak negatif pada mental mereka.
- Studi di Indonesia menemukan pelajar bisa menghabiskan 3-5 jam/hari untuk doomscrolling.
Grafik: Prevalensi Doomscrolling Reguler (AS)
3. Gejala Doomscrolling
Anda mungkin terjebak dalam siklus doomscrolling jika mengalami:
Kehilangan Waktu
Berniat 5 menit, tapi tanpa sadar sudah menghabiskan satu jam atau lebih.
Sulit Berhenti
Merasa ada dorongan kuat untuk terus menggulir, meskipun tahu seharusnya berhenti.
Emosi Negatif Meningkat
Merasa lebih cemas, marah, atau sedih setelah melihat feed Anda.
Gangguan Tidur
Sering melakukannya sebelum tidur, yang membuat sulit terlelap.
Mengabaikan Aktivitas Lain
Menunda pekerjaan, hobi, atau interaksi sosial nyata.
FOMO (Fear of Missing Out)
Takut ketinggalan berita penting, walau itu berita buruk.
4. Dampak Negatif
Kesehatan Mental
- Meningkatkan stres kronis & kecemasan.
- Memperburuk atau memicu depresi.
- Menimbulkan perasaan putus asa.
- Kelelahan mental (mental fatigue).
Kesehatan Fisik
- Gangguan tidur (Insomnia).
- Masalah postur (sakit leher & punggung).
- Gaya hidup sedenter (kurang gerak).
- Peningkatan hormon stres (kortisol).
5. Cara Pencegahan
Batasi Waktu (Set Timers): Gunakan fitur digital wellbeing di ponsel Anda untuk mengatur batas waktu harian pada aplikasi media sosial atau berita.
Buat "Jadwal Cek Berita": Tentukan waktu spesifik (misal: 15 menit pagi & sore). Hindari di luar jam tersebut.
Kurasikan Feed Anda: Unfollow, mute, atau blokir akun-akun yang menyebarkan kepanikan atau berita negatif berlebihan.
Matikan Notifikasi: Matikan notifikasi yang tidak penting dari aplikasi berita dan media sosial.
Area Bebas Gawai: Terapkan aturan "bebas gawai" di area tertentu (seperti kamar tidur atau meja makan).
6. Cara Mengatasi (Pengobatan)
Sadar Diri (Mindfulness): Sadari saat Anda sedang melakukannya. Kesadaran adalah langkah pertama untuk berhenti.
Alihkan Perhatian: Begitu sadar, segera letakkan ponsel dan lakukan aktivitas fisik singkat (berdiri, minum air, peregangan).
Detox Digital Terjadwal: Ambil jeda total dari media sosial (misal: satu hari penuh di akhir pekan) untuk "mereset" otak.
Cari Aktivitas Pengganti: Ganti waktu scrolling dengan hobi non-digital (baca buku fisik, olahraga, memasak, dll).
Bantuan Profesional: Jika sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk berbicara dengan psikolog atau terapis.